Ada satu taman di Tokyo yang di dalamnya ada banyak sekali tempat-tempat menarik untuk dikunjungi. Mulai dari Kebun Binatang, Kuil-Kuil, Museum-Museum, dan tempat santai bersama keluarga ketika musim bunga sakura. Bahkan saya banyak melihat orang baru bangun tidur lengkap dengan sleeping bag-nya di pelataran dekat museum. Ueno Park atau Taman Ueno, letaknya dekat sekali dengan Stasiun Ueno dan tinggal menyebrang saja.
Tokyo National Museum
Dari sekian banyak tempat tersebut hanya satu yang gratis, yaitu kuil-kuil. Berhubung duit cekak jadi saya hanya masuk ke Museum Nasional Tokyo. Sudah capek-capek ngaku jadi mahasiswa supaya dapat diskon 200 yen dari 600 yen tapi penjual tiketnya ngotot minta kartu pelajar. Jadilah tetep saya harus bayar penuh untuk satu orang dewasa seharga 600 yen, dan itupun hanya beberapa ruangan yang bebas dikunjungi, untuk masuk ruangan khusus harus nambah duit lagi. Bahkan saya menolak masuk di sebuah ruangan ketika saya diwajibkan menitipkan tripod dengan harga 200 yen, ngirit ah. Dari beberapa museum yang saya kunjungi di Tokyo hanya di Tokyo National Museum saja yang membuat saya puas. Baik dari visual kontrol dan informasinya menggunakan dua bahasa yaitu Jepang dan Inggris.
Memasuki ruangan pameran langsung disuguhkan berbagai macam benda-benda khas Jepang banget. Kimono, Topeng Noh, Lukisan, Peralatan Makan, Perabotan, Patung Budha, dan berbagai benda lainnya, itu semua dari jaman dahulu. Bahkan baju zirah jaman perang berikut pedang samurainya juga ada. Benda-benda yang selama ini saya lihat di komik dan film-film Jepang saja dan sekarang saya bisa melihat dengan langsung. Apalagi paling merinding waktu melihat pedang dan baju perang, saya langsung membayangkan film-film samurai.
Kimono
Selain Tokyo National Museum masih ada beberapa museum yang bisa dikunjungi di Taman Ueno, ada National Museum Western Art, Tokyo Metropolitan Art Museum dan National Science Museum. Seperti yang sudah saya bilang, berhubung tiket masuknya mahal jadi hanya satu museum saja yang saya kunjungi.
Papan Permohonan Berbagai Macam Bahasa
Yang gratis adalah kuil-kuil yang tersebar di Ueno, entah kenapa banyak sekali kuil-kuil yang namanya bagi saya susah untuk diingat saking banyaknya. Di Ueno juga saya menemukan gerbang kecil-kecil layaknya Fushimi-Inari yang ada di Osaka yang ukurannya besar-besar dan jumlahnya ribuan. Berhubung saya nggak ke Osaka jadilah Fushimi-Inari versi mini berhasil membuat saya lega. Dan gerbang-gerbang tersebut kesannya Jepang banget.
Yeah Little Fushimi Inari
Jepang memang negara kaya tapi jangan salah di sana juga ada gelandangan. Di Ueno Park inilah saya ketemu gembel yang bener-bener gembel, nenek-nenek homeless, jemuran pakaiannya juga banyak, ambil gambar pun dari jauh-jauh, takut ketahuan dan dilabrak. Kemudian juga di beberapa trotoar deket-deket stasiun juga pernah ketemu bapak-bapak tiduran. Di Shibuya juga sempat dimintain duit sama gembel tapi saking kagetnya saya nggak kasih dan dia pun pergi dengan sopan. So every country has same problem. Bisa jalan-jalan ke Jepang saja sudah sangat bersyukur.
Homeless
Happy Traveling ^__^
18 tanggapan untuk “Tempat Wisata Komplit di Taman Ueno”
tapi mengembel di Jepun lumayannn…. tempatnya bersih dan cantik.. hahaha..
you’re faaaaasstt hahahaha
Alid kapan mau ke sana lagi? Aku mau dong, Lid. Kamu mau ga, kalau teman jalannya kayak aku gini?
kagak mau, situ makannya banyak hahaha
Wah sampe kapan ini postingan jepang berakhir. Keren kabeh mas. Kapan2 aku pingin melu dolan nyang luwar negeri. Pingin ngrasakne..
ayo kene melok, tapi adus disek yo hehe
wah keren foto-fotonya. apalagi kostum samurai. jadi tambah ngiler.
itu kostum asli dari jaman dahulu kala ๐
Papan permohonan berbagai bahsa unik sekali, apakah pengunjung harus membeli papannya khusus? untuk menulis perlu tinta khusus kah?. Di berbagai negara gelangan banyak, tergantung negara bgm menangganinya ;).
yup, beli, tapi waktu saya datang kuilnya itu direnovasi dan masih sepi banget karena saya datang pagi.
Wah masih di Jepang nih mas, hehehe. Kelihatan rapih ya di Jepang, homeless nya aja bajunya rapih heheh
sudah pulang dari japan kapan kok hehe, cuma ini tulisan yang tertunda haha
Wow. Keren banget… Pengen ke sana!
Wah makasih sudah mampir di blog akyuh, saya menikmati Laos dari blognya pergidulu ๐
Negeri kaya tapi masih ada gelandangannya, bagaimana dengan Indonesia, kalau di survey negeri kita lebih ngenes dan memilukan..
itulah gak enaknya jepang, hampir semuanya harus bayar :hammer: tapi emang worth sih ๐ semua fasilitas lengkap!
Iya, mas. Dua kali gue ke Singapura, dua kali juga gue ketemu orang jualan tisu. Enggak gelandangan sih, tapi udah cukup terlihat kontras bgt dengan orang-orang di sekitarnya. Pakaiannya sederhana, nawarin tisu kering eceran kepada setiap pejalan kaki :'(
Jadi intinya di negara majupun masih ada aja gelandangan haha