Kali ini trip saya nggak jauh-jauh dari kampung halaman, masih di sekitaran Jombang, jaraknya hanya sekitar 10-15 km dari Desa saya di Ploso. Kedung Cinet, di Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang. Meskipun dekat tapi serius baru kali ini saya berkesempatan datang kesana. Sudah sering pula saya mendengar nama Kedung Cinet yang katanya tempatnya bagus dari berbagai teman biker yang sudah pernah ke sana.
Akhirnya entah angin apa yang membuat saya bisa menyeret sahabat saya Adit yang kebetulan juga satu Kecamatan Plandaan tapi jauh dari Kedung Cinet karena dia tinggal di perbatasan Kecamatan Ploso yang otomatis lebih dekat dengan tempat saya tinggal daripada ke Kedung Cinet. Dan asal pembaca tahu Kecamatan Plandaan di Jombang tidak memiliki Kantor Pos, duh sedihnya. Sama halnya dengan saya, meskipun sahabat saya itu tinggal di satu Kecamatan tapi dia juga belum pernah pergi kesana, cabe deh! Ah tapi tidak ada kata terlambat mengenal lebih dekat kota kelahiran sendiri. Hidup Jombang!!!
This is vandalism, don’t ever do this at any tourism spot
Berangkat hari Minggu pagi dengan bekal seadanya kami dua jejaka ganteng memulai perjalanan menuju Desa Pojok Klitih, desa di mana lokasi Kedung Cinet berada. Jujur, saya tahu nama desa tersebut tapi tidak mengetahui bahwa desa tersebut berada di kawasan hutan lindung. Jadi ekspetasi saya luar biasa sekali bisa jalan-jalan memasuki hutan bukan belantara. Duh bayangkan jika malam tiba pasti suasana jalan gelap gulita karena tidak ada lampu penerang jalan.
Jalan berlumpur dan berbatu
Ah iya saya hanya eksyen doang muahaha :p
Jalan menuju ke sana meskipun beraspal tapi banyak yang berlubang dan rusak jadi berhati-hatilah. Jangan takut nyasar, penduduk lokal begitu ramah kepada pengunjung, “lurus saja mas” jawab seorang bapak-bapak dengan senyumnya yang sudah jarang saya temui di wajah peduduk Kota Jombang sekalipun ketika saya bertanya arah Kedung Cinet. Begitu memasuki jembatan “Goyang” yang menjadi landmark Pojok Klitih adrenalin semakin diuji. Waktu kami kesana lagi musim kemarau tapi hujan. Dan apa akibatnya? Jalan berlumpur dan sangat licin, berkali-kali kami hampir jatuh, dan karena takut jatuh pula kami berkali-kali menuntun tunggangan kami. Tapi penduduk lokal melaju dengan santainya, meskipun saya lihat ada beberapa yang bersusah payah juga.
Jembatan Goyang landmark Pojok Klitih
Akhirnya setelah bersusah payah kami sampai juga di sungai besar yang banyak gazebo-nya, mungkin gazebo tersebut di bangun untuk tempat pengunjung bersantai. “Coba ke seberang batu itu mas, di sana lebih bagus lagi” sapa seorang penduduk lokal di tepi sungai mengarahkan kami ke lokasi yang biasanya dituju banyak orang. Yup inilah yang kami cari-cari, suara grojokan air sungai mengkikis bebatuan yang mirip stalakmit dan stalaktit, entahlah saya bukan ahli Geologi hehehe. Konon katanya tempat ini dulunya dipakai mandi prajurit Majapahit, sayangnya tidak ada bukti tertulis. Sedikit kecewa karena ketika kami berkunjung air sungai sedang keruh-keruhnya. Karena hujan pula yang menjadikan batu di pinggir sungai begitu licin karena lumut. Kata penduduk lokal kalau berkunjung lebih baik musim kemarau dan tidak sedang hujan, pasti bening dan menyegarkan mata.
Kedung Cinet mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi andalan wisata di Kota Jombang. Sekedar piknik di tepi sungai atau di buat semacam tempat untuk outbond mungkin bisa menambah daya tarik, dan jalan menuju lokasi juga harus dibangun. Sementara ini belum ada tiket masuk ke sana, ya memang karena hanya sebuah sungai berbatu di tengah hutan di desa terpencil di Jombang. Sejuknya udara di Kedung Cinet dan hijaunya hutan telah memikat saya, yuk ke Kedung Cinet!!!
Lihat video alay kami yang isinya cuma jalanan dan sungai muahahahaha
Wonderful Indonesia and happy traveling!
23 tanggapan untuk “Kedung Cinet, Potensi Tersembunyi Kabupaten Jombang”
tingginya adit lompat!! :O
Preketek,,, fast reader detected >_<
buset jalannya ==” itu kubangan lumpur semua. kasian motornya 😀
ahahaha bukan motor gue mah jadi EGP :p
hahah, iya sih –” aku dulu pernah naik sepeda motor lewat jalan kayak gitu. terus pas pulang capek nyuci sepeda motornya *hiks*
jalan menuju kesananya… gw pernah tuh dulu naik motor di jalan model begitu.. yang ada beberapa kali kepeleset motornya.. wakakakaka. tapi terbayarlah yah, jalur yang parah gitu dengan suasana yang ciamik
karena takut kepleset itulah beberapa kali kami turun dan motor dituntun begitu saja, pfiuh selamat dari awal sampek akhir ^__^
terbayar dengan alam yg ciamik 🙂
nah ini contoh ketidaksuksesanmu lagi dalam liburan ya Lid. Banyune kok ya pas butek. trus dalane kok ya pas jembrot. hmm njaluk diruwat tenanan ya koyoke. hahahaha..
*guyoooooooooooooonnnn
ah kau cak,,, aku gak merasa sial kok di perjalanan itu :p
gue demen foto penggembala kambing itu lid
tar kalo gue ke jombang ajak gue kesini ye
yang jelas gue gamau pas musim ujan biar gak becyeeeek cyin
hahahaha
Iyes siap gue anter 🙂
Pemandangan yang indah tak kalah ama yang di luar nnegeri mas.
ga ngajak-ngajak bro. aku mulai dulu penasaran pengen kesini tp ga jadi-jadi. hehehe
yaelah situ klo minggu pasti pulang kampung :p
Enak ya jalan-jalan terus :/ Jadi pengen mas.
baru tahu saya di jombang ada mini green canyon gituu..hihhi. mungkin bisa di kasi rutenya yg mudah klo dari jombang kotanya,.. makasi..
wich seneng bisa liat desa aku masuk situs kyak gini…heheheheheh
Waow…
Baru tau aku, padahal aku jga asli jombang….
🙂
kamu kemana aja mbak 😀
dari mojokerto brpa kilo
@Ali Abdul :
sob, besuk sabtu aku mo kesana
klo musim kemarau kayak gini, airnya masih deras apa kagak?
salam brotherhood from surabaya
salam kenal
ini pin ku sob 7e9c2f97, invite yooo buat sharing ke kedung cinet
~ nongklek aza ~
tiket masuknya? brapa ya
Perjalanan nya memakan waktu berapa lama dari Jombang mas?