Kepanasan di Udaipur

Banyak plang-plang bertuliskan “Watch Octopussy Movie Every Evening 7 pm” di gang-gang jalanan Udaipur. Film James Bond yang rilis 37 tahun lalu itu memang syuting di Udaipur. Dan konon katanya beberapa kafe di Udaipur memutar film Octopussy selama tiga dekade non-stop di jam yang sama. Saya bukan penggemar berat film James Bond, dan saya belum pernah nonton sama sekali Octopussy yang rilis bahkan jauh sebelum saya lahir. Namun saya tertarik ke Udaipur setelah menonton film Goliyon Ki Raasleela Ram-Leela besutan sutradara Sanjay Leela Bhansali.

Nggak hanya dua film itu saja yang syuting di Udaipur, banyak film produksi barat yang mengambil setting Udaipur. Sebut saja The Best Exotic Marigold Hotel, Darjeeling Limited, dan lain sebagainya. Belum lagi film-film Bollywood sendiri yang kalau saya sebutkan bisa panjang daftarnya.

Nggak salah memang jika menggunakan Udaipur sebagai setting film. Dari segi estetika, indah banget. Gang-gang kecil di Udaipur cocok buat adegan kejar-kejaran tembak-tembakan, atau lari-lari bahagia menjemput kekasih seperti di film Dhadak. Belum lagi pemandangan danau yang memukau. Cocok buat adegan berpacaran sembari naik perahu keliling danau. Duh romantis syekaleh. Sayangnya saya jomblo bhuahahaha.

Udaipur disebut City of Lakes karena dikeliling danau-danau. Ada tujuh danau, tetapi hanya lima yang penting, sebut saja Danau Fateh Sagar, Danau Pichola, Danau Swaroop Sagar, Danau Rangsagar, dan Danau Doodh Talai. Kalau dilihat dari peta hanya terlihat Danau Fateh Sagar dan Danau Pichola saja yang besar, yang lainnya seperti menempel kedua danau tersebut.

Udaipur adalah kota terakhir yang saya kunjungi selama seminggu ngetrip di India. Harusnya menjadi kota pertama, sebab saya harus memutar itinerary karena delay kereta api di Jaipur di hari pertama. Dan seharusnya saya menghabiskan waktu lebih lama di Udaipur, nyatanya saya hanya sempat menikmati kota indah ini selama sehari semalam. Jadi selama sehari semalam, apa saja yang bisa dilihat di Udaipur?

Saya patungan menyewa bajaj bareng Yoanne dan Vannisa, dua gadis Bandung yang saya kenal melalui forum Backpacker Indonesia di Facebook. Kebetulan jadwal kami klop di Udaipur, jadi janjian jalan-jalan bareng. Sudah lumayan agak sore waktu kita keluar jalan-jalan. Jadi hanya tiga tempat saja yang kami kunjungi.

Pertama kita diantar ke Maharana Pratap Memorial Udaipur yang lokasinya agak menanjak di pinggir Danau Fateh Sagar. Cuaca sungguh tidak bersahabat, nggak mendung atau hujan, justru cuacanya sangat cerah ceria. Saking cerahnya, suhu udara sangat panas menyengat. Ya kali memang India saat itu sedang berada di puncak Musim Panas. Sampai di area taman, kami bukannya keliling lokasi, malah tepar duduk santuy. Mau foto juga nggak mood sama sekali. Jika saja suhu udara sedikit bersahabat, saya mungkin bisa lebih enjoy menikmati pemandangan kota Udaipur dari ketinggian.

Keringat gobyos membasahi baju yang saya kenakan. Perlu diketahui, baju ini sudah beberapa hari saya pakai di India tanpa dicuci sekalipun. Jadi nggak perlu ditanyakan baunya seperti apa. Rasa nggak nyaman mulai muncul di selakangan. Tahu kan gimana risihnya jika sekalangan mulai keringetan sampai sempak jadi basah mamel hehehe.

Kami melipir masuk ke museum, sejuknya tiupan angin dari mesin pendingin ruangan bagaikan sebuah padang oase. Kenapa nggak dari tadi saja kami masuk ke dalam museum huvt. Dalam museum banyak lukisan-lukisan gagah raja-raja Mewar yang pernah berkuasa. Saya baru tahu kalau nama kota Udaipur dari Raja Udai Singh II. Beliau adalah raja dari Dinasti Mewar ke-53. Beliau terpaksa memindahkan ibu kota kerajaan yang berada di Chittor ke tempat yang baru setelah dikalahkan oleh Mughal.

Setelah perasaan cukup dingin, kami melanjutkan perjalanan ke tujuan selanjutnya. Sampai tujuan, kami langsung lemas lagi. Yawlaaaaaa segini amat ya panasnya. Otak rasanya mendidih, nggak kuat mikir lagi. Lagian tempatnya nggak menarik, hanya sebuah taman di pinggir danau yang saya nggak ingat nama tamannya apa. Mungkin jika sore atau angin sepoi-sepoi tempat ini menarik untuk dinikmati.

Kami hanya duduk-duduk saja sambil jajan es tebu. Saya sampai habis dua gelas es tebu saking dahaganya. Kandungan fruktosa dalam air tebu membuat badan saya bertenaga kembali. Es tebu di India rasanya lebih nendang daripada es tebu di Indonesia. Di India, air tebu dikasih garam dan perasan jeruk nipis, kalau di sini hanya air tebu saja dicampur air putih yang banyak hahaha. Suka kesal jika ketemu penjual es tebu yang air tebunya disadur dengan air biasa. Komposisi air dan tebunya banyakan airnya bhuahahaha.

Waktu masih panjang sebelum matahari terbenam, tetapi kami memutuskan untuk segera ke Sajjangarh Monsoon Palace. Sudah nggak kuat berlama-lama menantang panas. Istana yang pernah jadi tempat syutingnya film Octopussy ini lokasinya di atas bukit yang jalannya lumayan menanjak. Kalau jalan kaki di suhu ekstrim begini pasti sampai atas pingsan seketika.

Hasrat untuk menjelajah istana kecil ini nggak ada sama sekali. Inginnya rebahan saja sampai sore. Saat kami datang masih lumayan sepi. Beranjak sore, tempat ini semakin ramai oleh orang-orang lokal. Matahari sedikit demi sedikit mulai mulai meredupkan sinarnya. Meski begitu, panasnya tetap bukan main. Tempat ini adalah spot penting untuk menikmati matahari terbenam di Udaipur. Ini kedua kalinya selama seminggu di India saya benar-benar menikmati senja. Sebelumnya saya duduk manyun sendiri di Mehtab Bagh di Agra.

Besoknya kita janjian mau sunrise-an di Gangaur Ghat yang jaraknya selemparan dari hostel tempat saya menginap. Alarm sudah meraung-raung berbunyi, tetapi badan tidak mau bangkit saking capeknya kemarin. Akhirnya saya melewatkan sunrise di tempat syutingnya film Goliyon Ki Rasleela Ram-Leela. Padahal pengen banget motret aktivitas pagi di kuil yang berdekatan dengan Danau Pichola. Dan ternyata bukan saya saja yang nggak bisa bangun, mereka juga tepar nggak ada tenaga untuk bangun pagi bhuahahaha.

Sebelum pergi meninggalkan Udaipur, masih ada satu tempat yang harus saya kunjungi yaitu City Palace. Saya tuliskan di postingan berikutnya saja, capek ngetiknya hehehe.

Happy traveling

36 tanggapan untuk “Kepanasan di Udaipur”

  1. Alid ga jalan2 dong selama pandemi begini? India salah satu negara yg tinggi tingkat postif Coronanya, semoga Pandemi ini cepat berlalu, supaya happy traveling lagi yaa :;) .

    1. Tenang mak, ini jalan-jalannya sebelum pandemi menyerang semoga virusnya segera hengkang. Aku kangen jalan-jalan huhu

  2. Wah aku gak nyangka Udaipur seindah ini. Selama ini belum ada keinginan ke India, tp gara2 artikel ini jd pengen tau lbh banyak ttg Udaipur. Makasih ya

    1. Nanti kalo pandemi udah berakhir, jadwalkan ke India mbak Clara hehehe. Mampirlah ke Udaipur.

  3. iki pas puncak panas sing sempet banyak korban iku a mas?

    tapi udaipur uwapik pol ya. nek soal penduduk udaipur, opo podo koyok sing sering dimunculkan ke publik bahwa penduduk india super jorok bin nggilani iku?

    1. Setiap Mei memang puncak panas dan banyak korban huhu, aku bahkan mengalami badai pasir pas di Agra. Urusan jorok so-so-lah sama Indonesia. Ada kalanya tempat tersebut bersih, ada juga yang kumuh kotor.

  4. Udaipur jadi latarnya Darjeeling Limited, Mas Alid? Di adegan pas ketemu ibunya itukah? Kalau iya, kayaknya di salah satu dari bukit-bukit itu, sih. Wah, jadi pengen nonton film itu lagi nih abis baca tulisan ini. 😀

    Itu istananya posisinya pas banget, ya? Bisa lihat ke berbagai penjuru. Kalau ada musuh datang udah kelihatan dari jauh. 😀

    1. Judulnya aja Darjeeling Limited, tetapi banyak scene yang dishot di kota-kota negara bagian Rajashtan termasuk Jodhpur dan Udaipur. Klo nggak salah ingat scene Himalaya dan bandaranya di Udaipur. Aku juga kok jadi kepikiran nonton lagi hahaha.

      Itu istana seupil Mas Morish, ada istana yang lebih megah, tunggu ditulisan selanjutnya hahaha

  5. Gusti, itu foto-foto saat matahari terbenam menggoda banget mas. Apik, soalnya dari tempat ketinggian dan pemandangannya langsung semacam perbukitan. Jos tenan,

    1. Tapi tapi sunsetnya nggak sempurna huhu, awan cenderung putih puyeh mangkak koyok nasib haha.

  6. Aku skip ke Monsoon Palace saking kere-nya haha. Lumayan juga ongkos buat ke sana kalau jalan sendirian gitu. Tapi, yang seneng aku gak kelewatan folk dance-nya *ini ceritanya mau nyirikin hwhwhw.

    1. Mmmppppffftt siyalaaaaaaaan huhuhu. Beruntung aku ada temen yang mayan buat ongkos patungan hehehe

  7. itu cewek yg di foto posisi di belakang (Yoanne ya?) senyum kecut tipis jangan2 gara2 mabok aroma baju yg nggak dicuci berhari2 dan penuh keringat wkwk..

    sunset dari monsoon palace cakep bgt, pantesan makin sore makin datang orang berbondong2..

    btw unipur di sebelah mananya udapur? krikrik..

    -traveler paruh waktu

    1. Hahahahaha sa aeeeeeeeeee. Sebelahnya Pakdepur sama Bulekpur haha

  8. Aku tidak bisa membayangkan panasnya. Kira-kira berapa derajat beb?

    1. 45-50 derajat loooooh

      1. Ebuset, panas banget.

  9. males beranjak untuk menelusuri karena udah nemu tempat yang pw menikmati sunset yak?? keren banget emang senjanya disana…bikin pingin

    1. Hweheheh selain karena pw, mau beranjak juga panasnya minta ampunnnnnn 😀

  10. Avatar Fanny Fristhika Nila
    Fanny Fristhika Nila

    Aku bacanya aja lgs sakit kepala, ngebayangin itu matahari di samaaa wkwkwkkw.kena matahari Kamboja yg ga seberapa aja, besoknya lgs radang parah, apalagi India hihihihi… Opnam lgs kurasa :p.

    Ga mungkin aku kesana pas sedang peak summernya sih :D. Nunggu dec ato january ajalah, biar kepala ga sakit . Tp hrs diakui, pemandangannya memang cuaaakep ya mas. Aku malah pgn nonton film octopussy nya. Bonds yg dan dulu sih aku msh banyak yg blm nontonin 😀

    1. Tapi peak summer tiket biasanya murah hahahaha, yakali panas sepi turis. Suhu yang pas biasanya Maret-April Mbakyuuu. Masih sepoi-sepoi dingin, palagi pas Holi.

      Aku Bonds suka yang versi Daniel Craig aja sih wkwkkwkw.

  11. Wawww asiknya ketemu temen jalan lewat Forum Backpacker Indonesia! Lumayan kak ada yang bantu fotoin hihihi.

    Simpen dulu deh artikel ini siapa tau nanti ada kesempatan buat jelajah Udaipur 😀

    1. Wehehehe nah itu yang penting, ada yang bantuin moto-moto ehehe.

  12. Semakin ke sini, aku juga jadi semakin selow kalau jalan-jalan. Gak buru-buru kalau sudah berada di suatu kota. Apalagi kalau siang. Maunya ngendon aja di kamar hotel. Di Eropa meski mahal dan waktunya sempit, aku milih tetap tidur siang dan mulai lagi jalan setelah ashar. Mungkin tempat-tempat macam museum dan lain-lain udah mau tutup, tapi ada kegiatan lain juga yang bisa dilakukan, seperti yoga dengan komunitas lari lokal di kota tersebut.

    Btw, agak terganggu dengan deskripsi “ada tujuh danau, tapi hanya lima yang penting”, maksudnya penting di sini maksudnya apaan ya, alasan pentingnya apa, dan penting menurut siapa. Mungkin bisa diperhalus menjadi, “Ada tujuh danau, tapi jika hanya punya waktu singkat untuk berkunjung seperti saya, kelima danau ini cukup untuk merepresentasikan keindahan alam Udaipur. Kelima danau tersebut yaitu …… dst.

    Keep traveling and nyinyiring in my timeline beb

    1. Wakakaka aduh ada editor asyeeeek. Nyuruh nyinyir tapi nyuruh memperhalus, gimanak siiiiih. Ya kan ini tulisanku jadi yang penting menurut aku wkakakaka :p

      Jadi memang ya semakin ke sini kamu semakin tuwaaaak, udah nggak kuat keliling. Maunya tiduuuuuuurr bhuahahaha.

  13. salah satu negara impian yang belum kelakon gara gara kejegal Jetair bangkrut.

    Salam dari Surabaya

    1. Nah duitnya udah balik belum dari JET? Aku juga kena prank ahahaha

  14. Dulu wakti ke India malah belum menyambangi Udaipur. Banyak kota-kota di India yang ingin saya kunjungi nanti kalau ada kesempatan kesana lagi.

    Duh, sunsetnya uapik tenan!

    1. Dan masih banyak kota-kota di India yang pengen aku kunjungi mas, kuy kapan-kapan jalan bareng ehe

  15. tipikal bangunan di kota Udaipur dan kota india yang lainnya hampir mirip kayak kastil di eropa, kokoh gitu
    view dari atas cakep juga ini meskipun perjuangan menuju ke atas harus berpanas panas ria

    1. Etapi aku ke atasnya naik bajaj ahahaha

  16. (((Sempak basah))) Mas Gepeng pernah banget ini selangkangannya buanjir keringetan, sampe risih banget jalannya kudu ngangkang-ngangkang biar ada angin, hahaha. Btw bangunan Sajjangarh Monsoon Palace cantik ya, kayak rumah horang kayah, ada patio sama gazebonya. Kalau di India pas kepanasan gini, ada di bayangan pohon tuh bisa jadi adem yang bikin kering keringet atau gak sih Lid?

    1. Jelas-jelas ini bekas rumah horang kayah, alias raja ehehe. Tetep nggak ngaruh meski ada bayangan pohon. Lah wong panasnya menyengat sampai selakangan haha

  17. Ya ampun,, itu foto mataharinya kukira foto matahari terbit, tapi kok kamunya cerita nggak bisa bangun. Eh ternyata foto matahari terbenam.
    Udaipur cakep yaaa,, apalagi bagian istana di atas bukit itu. Kalo dilihat dari fotonya adem lho mas 😛

    1. Dari fotonya adem, aslinya puwanassssssssss. Lha wong ke sana pas musim panas muehehehe. Sumpah aku teparrrrrr