Berpeluh Kepanasan di Taipei

Bahagianya seperti tertimpa durian. Eh harusnya sakit ya? Ah pokoknya saya memekik girang ketika nemu kamar mandi di terminal kedatangan Bandara Internasional Taoyuan di Taipei. Setelah proses imigrasi berjalan lancar tanpa kendala. Saya percepat langkah keluar karena kebelet pipis. Di area baggage claim saya melihat petunjuk arah toilet dan shower room. Melihat kamar mandi nganggur, tanpa pikir panjang saya memutuskan untuk segera mandi. Saya berikan penghargaan setinggi-tingginya bagi yang punya ide bangun kamar mandi di area kedatangan di bandara tersibuk di Taiwan. Bahkan kamar mandinya lebih bagus daripada kamar mandi di rumah sendiri ehehe. Kamar mandinya luas, ada meja, kaca buat dandan, cantolan baju, dan yang paling emeijing adalah ada air panasnya. Buset dahhh. Norak-norak bergembira.

Sebenarnya ke Taiwan antara keinginan dan keterpaksaan. Ingin, ya karena saya ingin mengunjungi semua negara yang ada di dunia ini tanpa terkecuali. Terpaksa, ya karena saya terpaksa ke Taiwan hanya dua hari. Pengennya sih seminggu ahaha. Ceritanya saya dapat hadiah tiket pulang pergi rute ke mana saja dari sebuah maskapai yang basisnya di Singapura. Syaratnya rute yang saya inginkan harus rute terbang maskapai tersebut. Kabar baiknya maskapai tersebut melayani rute ke Yunani dan Jerman. Ngileeeeeeer dooongg sayaaaaaaaaaaahh!!!

Kabar buruknya, masa kadaluarsa penukaran hadiahnya sangat terbatas, hanya beberapa bulan saja semenjak saya menerima voucher. Jatah libur sangat menipis, belum lagi kalau mau ke Yunani atau Jerman harus mengurus Visa Schengen dulu. Atas pertimbangan matang-matang, akhirnya saya memutuskan ke Taiwan yang visanya lebih gampang diperoleh via online menggunakan referensi Visa Jepang yang pernah saya peroleh. Sedihnya lagi saya hanya dua hari di Taiwan karena keterbatasan jatah libur. Mana lagi musim panas lagi. Huvt.

Sebenarnya saya memasukkan banyak daftar tempat kunjungan dalam jadwal. Beberapa harus direlakan untuk dilewatkan karena keterbatasan waktu. Sebelum menjelajah Taipei, siapkan dulu senjatanya. Saya beli Taipei Metro Multi-day Pass untuk yang 48 jam seharga 280 Taiwan Dollar. Kartu sakti yang bisa dipakai naik Metro sepuasnya tidak terbatas di Taipei selama 48 Jam semenjak kartu diaktifkan dengan cara ditap di mesin. Kartu tersebut sudah termasuk tiket PP dari dan ke bandara. Ada pilihan 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Sungguh pilihan yang sangat murah meriah bagi turis seperti saya yang punya waktu terbatas di Taipei.

Setelah sampai di pusat kota Taipei saya menitipkan ransel di penginapan yang sudah saya booking di daerah Ximending. Kemudian menuju ke Lungshan Temple (龍山寺) yang ramainya minta ampun. Kuil Buddha ini termasuk kuil tertua di Taiwan, pertama kali dibangun tahun 1738 dan rusak parah saat Perang Dunia ke-2. Tidak hanya umat Buddha saja yang beribadah di sini. Penganut Tao dan Mazu juga bersembahyang di sini. Nggak heran jika pengunjung berdesakan. Sesekali saya lihat turis asing juga melihat-lihat dan foto-foto.

Tidak ingin menganggu orang beribadah, saya hengkang ke Bopiliao Historical Block (剝皮寮) yang jaraknya selemparan batu dari Lungshan. Seharusnya di sini saya bisa memuaskan foto narsis bin alay di spot yang terbilang cukup fotogenik. Bangunan bekas pusat perniagaan di zaman dulu ini masih sangat terjaga. Karakter bangunannya terbuat dari bata merah. Sayangnya pengunjung sangat ramai sekali, susah mau foto ala top model Jombang bhuahahaha.

Kecewa di Bopiliao saya melipir pergi. Saya memutuskan jalan kaki saja sambil menikmati jalanan ibu kota Taiwan dan hunting foto di sepanjang jalan. Rupanya rute yang saya lewati ternyata kawasan kantor-kantor pemerintahan yang gedung-gedungnya luar biasa besar dan megah, dengan arsitektur jauh dari kesan Cinanya. Meski jaraknya hanya 2 km, saya ngos-ngosan dan beberapa kali istirahat. Hanya orang yang kurang kerjaan seperti saya, berkelana di jalanan Taipei dengan suhu panas yang cukup ekstrem. Maklum saja saya ke Taiwan saat musim panas.

Saya mampir di 228 Peace Memorial Park (二二八和平公園) sembari ngadem di museumnya. Masuk museumnya gratis. 228 maksudnya adalah 28 Februari, di tanggal tersebut merupakan peristiwa bersejarah yang sangat berdarah bagi bangsa Taiwan. Terjadi demo besar-besaran seantero negeri yang kemudian terjadi pembantaian ke rakyat sipil oleh militer. Korban meninggal diperkirakan 5.000–28.000 jiwa. Untuk memperingati tragedi berdarah tersebut dibuatlah taman perdamaian. Di sini banyak yang kongkow-kongkow. Terlihat beberapa orang tua yang sedang Tai Chi di bawah pohon yang rindang. Bangunan yang paling menonjol adalah Pagoda di dekat museum. Saya di sini istirahat cukup lama, kalah sama hawa panas. Saya ngobrol lumayan lama sama pasangan yang lagi pacaran di dekat pagoda. Mereka cukup lancar berbahasa Jawa dengan saya, ya memang mereka orang Jawa yang sedang nyari sesuap nasi sebongkah berlian di sini.

Setelah cukup mempunyai tenaga saya melanjutkan jalan ke kompleks Chiang Kai-shek Memorial Hall (中正紀念堂). Saya ke langsung menuju ke atas bangunan yang berbentuk oktagon tersebut karena tepat prosesi jam pergantian penjaga. Proses pergantian penjaga cukup menyedot wisatawan. Sehari ada sembilan kali pergantian penjaga dari mulai pukul 9 pagi sampai 5 sore, jadi penjaga bergantian setiap satu jam sekali. Meskipun ramai, suasana sangat tenang dan khidmat. Semua mata dan kamera tertuju kepada petugas militer yang menghentak-hentakkan kaki di lantai. Setelah selesai, petugas jaga berdiri mematung dan dikerubuti pengunjung yang mau selfie. Duh saya membayangkan betapa tersiksanya saya berdiri mematung tidak bergerak selama satu jam. Lah saya anaknya hiperaktif bhuahahaha. Ngeri juga jika tiba-tiba kentut dan sakit perut saat berjaga. Padahal yang dijaga hanya patung besar Presiden pertama Taiwan yaitu Chiang Kai-shek. Sementara makam beliau berada di tempat lain di Wuzhi Mountain Military Cemetery.

Matahari tepat berada di atas ubun-ubun dan saya tepar seperti cacing kepanasan. Perut saya belum terisi makanan berat sejak mendarat. Hanya makan biskuit dan air jus kalengan yang saya beli di mesin penjual otomatis. Antara nggak selera makan dan ngirit duit bhuahahaha. Taipei termasuk kota yang mahal. Menurut survey, Taipei menduduki ranking ke-27 kota termahal di dunia. Saya duduk-duduk santai kelelahan di bawah gerbang Liberty Square sambil elus-elus perut yang kelaparan. Tenang saya nggak sampai pingsan kok. Tetapi saya capek nulis postingan ini, bersambung saja yak huwahahaha.

Happy Traveling.

28 tanggapan untuk “Berpeluh Kepanasan di Taipei”

  1. Wah, kamu menang tiket dr sc## ya Lid… Yg giveaway di ig omnduut kamu ikut lagi? Aku ada tetangga yg kerja di taiwan, emg katanya byk orang jawa disana hahaha

    1. Yoiiiiiiiiii hehehe, ikutan dooooong ah. Emang Taiwan termasuk negara pengimpor tenaga kerja asing terbesar.

      1. kasih tips dong caranya biar menang 😀

          1. Amien …. Taiwan nih kayak singapur versi gede yak kalo baca komentar orang2 yg udah kesana, modern dn bersih

          2. Bisa dibilang seperti itu, sama modernnya, sama canggihnya, sama bersihnya.

  2. Sungguh ini ya, jadi ke Taiwan cuma karena terpaksa toh. Demi mengunjungi semua negara kakakakak. Sutil tenan kok.

    Kamu di sana nggak main ke taman gitu, kan ada taman yang tiap akhir pekan buat ngumpul teman-teman yang bekerja di sana. Siapa tau pada nyawer pas kamu nyanyi lagu Iwak Peyek. Mayan toh 😀

    1. Klo yang suka ngumpul di taman kayaknya yang terkenal di Victoria Park di Hong Kong deh. Tetapi memang kok, rata-rata klo minggu baik di Hong Kong, Singapura, atau negara-negara pengimpor TKW, mereka suka kumpul dan kongkow. Aku pernah guyon sama emak-emak yang lagi petan di Chinese Garden di Singapura. Sampai aku lupa waktu wkwkw.

  3. Avatar Emakmbolang.com
    Emakmbolang.com

    Top model Jombang… Antara pingin ngakak so hard, mules plus muntah. Hater kelas wahid. Nggak cuman hiperaktif juga hiper nyinyir. *lemparhanduk

    1. Ayukkk kapan kita nyinyir jamaah lagi? hihihi.

      1. Sampean kapan maneh muleh Endonesaaaaaah? Cus jadwalkan ahaha

      2. Hayukkk mbak. Jadi pulang Agustus Ta? Ya opo Nek tempay nyinyir e pindah nang Jerman wae. Aamiin

    2. Klo lempar handuk jangan satu ajah, sekodi, biar tak jual lagi ahaha.

  4. kalo kesana, aku bakal datangin 228 peace memorial museumnya. yg begitu itu, sejarah berbau tragedy aku suka :).

    berapa suhunya kalo summer mas? aku kok ya blm kepengin liburan ke negara 4 musim saat summer ya :D. Jakarta udh sepanas ini, itu aja bikin pusing :p. ga kebayang summer tempat lain yg biasanya lbh tinggi suhunya.

    jadi penjaganya cm jagain patung?? hahahaha aku pikir ada istana dengan org2 ptg di dalamnya yg wajib dijaga :D.

    1. Haduh aku baca tulisan sampean yang di Hiroshima bom nuklir ae brebes mili hahaha.
      Aku dong di India summer dua kali, Jepang sekali, dan Taiwan ini. Aku tuh klo dapat tiket murah nggak mikir musim. Pokoknya dapat ajaaaaah, bah udah bah gluduk tetep budal hahahaha.

      Satu ruangan itu hanya ada patung Chiang Kai-sek yang gede itu, udah. Selebihnya kosong hahaha.

  5. Taipei Metro Multi-day Pass itu udah kayak STP di Singapura ya. Tapi yang Taipei ini menang dikit karena dihitung sejak pertama kali taping. Kalau STP kan gak peduli, kalau lewat tengah malam ya hangus haha.

    Lid, pernah kepikiran gak buat kasih info tambahan seputar mata uang. Kayak biaya kartu yang 280 taiwan dollar, bisa ditambahin info “atau sekitar xxx rupiah”.

    Untuk netijen maha malas kayak aku, effort ya buat ngecek itu berapa biayanya di xe dot com haha. Ya, walaupun mata uang fluktuatif, tapi paling gak netijen ada bayangan saat dituliskan harganya sekian rupiah gituuuh.

    Aku makin terpesona dengan Taiwan. Apa aku ke sana aja ya hmmm

    1. Di beberapa tulisanku pernah aku kasih “sekitar”, cuman kadang suka-suka sih ahaha. Seingatku ajah wkkwkw. Dari awal blogku bukan travel guide, tetapi travel log. Sesekali aku sisipin how to get there ehehehehe :p Travel log aja pernah dinyinyirin “Nulis itu yang baik-baik, bukan ngejelekin negara tetangga, mendingan tulis tips perjalanan dan info kendaraan”. Hiyaaaaaaaa padahal aku cerita tentang kondisi dan keadaan Nepal yang sesungguhnya wkwkw. Bagiku itu sudah informasi juga bagi yang mau ke sana biar persiapan mental. Tetapi bagi orang lain belum tentu suka wkwkwkw.

      1. Ic, berarti lebih karena inget gak inget aja ya. Siplah.

        Soal tulisan apa adanya dan ada yang protes, cowel aja pundaknya, “oi emang situ siapa?” hahaha

  6. Kirain ngobrol sama bule kapelan dari negara mana gitu, taunya dari jawa. Kampret hahaha

  7. wah, ancen akeh wong jowo ning kono. :mrgreen:

  8. Hahaha… masaka iya seh om?
    “Bahkan kamar mandinya lebih bagus daripada kamar mandi di rumah sendiri ehehe”

  9. Kirain bercandaaaaa sama orang yg bisa ngomong jawa, ternyata beneran ngobrol sama TKI ya wkwk. Asyique ya weekend ke Taipei, seperti orang kaya. Cuman kayaknya aku pun tak ingin ke sana pas panas. Kmrn di Bangkok sama Kamboja aja udah kelojotan~~

  10. Foto-fotonya malah adem di mata om haha

    1. Makasih ya chef 🙂

  11. Aku belum pernah ke Taiwan. Jadi belum bisa kasih perbandingan banyak hehehe. Aku pengennya malah ke Taichung. Tapi males urus visanya 🙂

    1. Ah visa Taiwan gampang kok, tinggal apply online pakai referensi visa Jepang, USA, Schengen, Aussie, NZ, Korea, hmm apalagi ya? Baik used atau belum dalam kurun waktu 10thn. Bisa kok gratis visa. Apply sekarang langsung dapat gak pake nunggu lama

  12. keren amat kamar mandi umumnya ada air panas, macam di hotel aja..

    btw betisnya mantap, kaya pemain bola..

    -Traveler Paruh Waktu

    1. Padahal aku pemain kasti :p