Tanpa menunggu aba-aba saya langsung menghabiskan Aloo Paratha yang disediakan ibunya Alim, maklum saya lafarrrrrrr. Sambil sarapan saya ngobrol basa-basi dengan bapaknya Alim yang sudah pensiun dari pekerjaannya di Dubai. Tipikal orang tua obrolannya sebatas bagaimana membina keluarga dan menjalani kehidupan, sampai kepo kapan saya kawin. Halah pak saya masih ingusan belum berani kawin mmppfftt.
Kenyang makan saya pamitan dengan keluarganya Alim untuk segera cabut. Biasalah saya memang suka SMP; Selesai Makan Pulang wkakakakaka. Saya memang berpisah dengan keluarganya Alim tapi Alim masih sempat menemani saya sampai jam 12 siang karena dia harus kerja. Jadilah dia mengajak saya ke Nandi Hills, sekitar 1,5 jam perjalanan dari Bangalore.
“Nggak pake helm neh?” “No need, driver only” jadi kalau di India penumpang bebas nggak pakai helm, cukup yang nyetir doang. Tapi beberapa kali saya lihat banner di pinggir jalan yang menganjurkan sopir sekalian penumpang untuk memakai helm. Padahal kan saya juga pengen merasakan memakai helm SNI, alias Standard Nasional India hwehehe. Jadi bisa dibayangkan saya kepanasan sepanjang jalan karena kepala langsung dipanggang sama matahari. Untung Bangalore nggak panas-panas amat, memang Bangalore salah satu kota di India yang agak sejuk dibandingkan kota yang lain. Tapi tetep saja saya ketar-ketir motoran jauh nggak pakai helm, takut benjut pala berbie.
Nandi Hills alias Bukit Kemana, lha kok kemana? Nandi kalau dalam Bahasa Jawa artinya kemana hehe. Kalau di India sendiri Nandi artinya Sapi, mungkin dinamakan itu karena bentuknya mirip-mirip sapi.
Sepanjang jalan pemandangannya luar biasa khas pegunungan tinggi. Jalan naik meliuk-liuk membuat saya jantungan. Sekali lagi saya nggak pakai helm huhu. Sesekali terlihat di pinggir jalan muda-mudi memadu kasih, halah nyepet-nyepeti moto ae.
Alim membayari saya tiket masuk. Dan kenapa harus ada acara trekking segala? Nandi Hills tidak masuk dalam daftar kunjungan saya tapi merupakan ajakan spontan Alim. Jadi saya tidak mempersiapkan diri untuk trekking. Mana alas kaki saya nggak cocok banget untuk nanjak-nanjak. Belum lagi ransel segede bagong harus saya bawa kemana-mana. Untung saja medannya nggak wow banget jadi masih kuatlah.
Di atas ada kuil Bhoga Nandeeshwara yang katanya sudah ada sejak abad ke-9. Paling ngeri adalah banyak monyet di jembatan pandang, tahu sendiri saya paling takut sama binatang hiiii. Seharusnya waktu berkunjung yang tepat di Nandi Hills adalah saat matahari terbit dan terbenam. Saya membayangkan panorama yang luar biasa jika berkunjung pada jam tersebut.
Selfie sebagian daripada iman
Tidak lama kami di Nandi Hills, sebab Alim harus segera bekerja. Saya diantar ke halte bus untuk menuju Bangalore karena arah kantor Alim berlawanan. Sudah biasa kok saya ditelantarkan dan ditinggalkan seseorang *curhat*
Masih banyak waktu luang di Bangalore saya habiskan keliling dengan jalan kaki dan naik bis kota. Yang suka keriuhan bisa mampir ke pusat keramaian di Bangalore di City Market. Pasar tradisional yang para penjualnya tumpah ruah meluber sampai hampir ke jalanan. Saya sih nggak kaget-kaget amat liat pasar ruwet mbulet, toh di Indonesia juga banyak pasar model begini. Tapi yang unik banyak sapi lalu lalang di jalan raya melawan bus dan kendaraan besi lainnya.
and sapi and the sapi
Di dekat City Market ada Jamia Masjid yang sudah berdiri sejak abad ke-18. Masjid yang didedikasikan untuk Sultan Tipu tersebut bergaya Mughal dan didesain oleh Rayyaz Asifudin dari Hyderabad. Sayang lokasi masjidnya berada di tengah padatnya pemukiman jadi kalau difoto dari luar banyak yang bocor sana-sini.
Jamia Masjid
Di Tipu Sultan’s Summer Palace saya sempat gegeran dengan petugas loket. Karcis masuk untuk turis asing seharga 200 Rupee atau sekitar 40rb tapi tiket yang diberikan ke saya tertulis 15 Rupee atau sekitar 3rb untuk turis lokal. Saya baru sadar ketika sudah masuk dan agak jauh dari loket, sekonyong-konyong saya langsung ke petugas dan minta ganti. Dia bilang “No Problem” tapi masalah buat pemasukan negara India, enak saja dikorupsi. Jadi ketika saya menghardik meninggikan suara dia terlihat panik dan keringetan sembari langsung mengganti tiket saya.
Tipu Sultan’s Summer Palace
Nggak ada yang istimewa di istana Sultan Tipu selain karena bangunannya yang bersejarah dan hampir semua terbuat dari kayu jati yang beberapa bagiannya ditutup tidak boleh dimasuki karena udah kretek-kretek mau ambrol. Megah juga enggak. Saya agak lama di sini sembari beristirahat dan ngadem, sambil ngobrol sama bocah yang pertanyaannya sama nggak berubah sedari tadi “What’s your name? Where you from?” Mungkin cuma kalimat itu yang dia hapal haha. Tidak jauh dari istana ada Bangalore Fort, untuk masuk digratiskan karena cuma tembok tebal bekas benteng yang di dalamnya tidak ada apa-apanya.
Dari benteng saya melipir naik bis kota menuju Cubbon Park, berada di taman ini kesannya seperti di jalanan Singapura, kesan India yang katanya kotor kumuh tidak tampak di taman yang luasnya bikin kaki gempor. Maklum saja, Cubbon Park terletak di area administratif, jadi banyak kantor dan gedung pemerintahan di sekitar sini. Yang paling wow megahnya adalah Vidhana Soudha, gedung legislatif negara bagian Karnataka. Lumayanlah bisa foto di depan gedungnya.
Waktu jalan kaki ke gedung ini saya tanya orang 3 kali tapi nggak ada yang tahu, padahal gedungnya segede Bagong sebagong-bagongnya. “Can you show me the road to Vidhana Soudha?” dijawab gelengan kepala. Putus asa karena nggak ada yang tahu akhirnya pakai jurus terakhir nunjukin peta di hape. “Ooohh Vidan Soda”, yasalam paklek Vidhana sama Vidhan itu beda toh *tepok jidat* lah terus kenapa ditulis Vidhana kalau bacanya Vidhan mmppfftt.
Masih di area Cubbon Park ada Government Museum yang bangunannya merah menyala. Konon museum ini museum tertua kedua di India Selatan. Menyimpan banyak benda-benda arkeologi langka bangsa Dravida. Sayang seribu sayang di hari saya ke sana museumnya tutup. Saya hanya bisa melihat arca-arca di taman bagian belakang museum.
Tepat di sebelah museum pemerintah ada Visvesvaraya Industrial and Technological Museum. Museum ini ramai sekali dengan anak kecil dan pelajar. Yang demen dengan ilmu pengetahuan, fisika, dll, di sinilah surganya. Ada model pesawat yang dibuat Wright bersaudara. Saya cuma cenggo bloon lihat bagaimana sebuah katrol sederhana bekerja. This is not my thing, bukan guweh banget wakakaka.
Sambil menunggu bis malam ke Munnar saya menghabiskan 1 porsi nasi ayam biryani serta jus nanas. Dan ketika bis berangkat saya baru ingat bahwa saya belum ke Indian Institute of Management Bangalore, tempat di mana Rancho dari film 3 Idiots belajar. Padahal saya mau foto dengan pose persis Rancho ketika memasuki universitas hiks.
Kampus Imperial College of Engineering di film 3 Idiots aslinya syuting di IIM Bangalore
Happy Traveling
Daftar Hotel Murah di Bangalore
41 tanggapan untuk “Bangalore dalam Sehari”
Akhirnya update juga *sujud syukur*
Wah wah sayang banget kelupaan main ke kampusnya Rancho. Ya sudah nanti ke Ladakh aja ya hehe
Iya nanti bawa skuter di Pangong wkwkwkwk… biar adegannya dramatis 😀
Adegan ditaboknya jangan lupa.
eh
Udahnya dicipok sampe melotot ya?
hm
menarik hahaha
Mampuuuuuuuuuuuuussssssss >___< mau dicipoknya aja wkwkwkwk
Padahal aku mau wes ngenteni wajah “ganteng” mu nampang nang google banglore, endi ????
nah iya mikirnya mau ke Silicon Valley-nya India tapi terus ngapain di sana haha,,, paling juga kantor-kantor biasa mak 😀
Harusnya sekalian naik sapi di sana mas. Mumpung banyak sapi 😀 😀
di kampungku gak kurang sapi kok mas :p
Siapa tahu sapinya beda mas,
dicek dipunggung ada stempel India gitu hahahaah
sapinya sono kurus-kurus kok, sapi sini bohai bohai bhuahaha
Merk pomade-mu opo, Lid? Iso jadi referensi kih, tetep rapi meski rambutmu berkibar berjam-jam tapi ora lusuh. 😛
Asliii Bangalore uakehh heritage! Trus aku kudu piyeee karo tiket sing arep hangus maneh >.<
Klo mau lebih heritage mending melipir ke yang lain wekekeke. Wah pomadeku minyak orang aring wkwkwkw… Udah gak usah berangkat, kan katanya mau pensiun :p
wahh, kalau dilihat dari foto-fotonya gak beda jauh yahh bang sama Indonesia.
Wish, dapet kesempatan ke sana siapa tahu bisa ketemu karena kapoor hehehe.
Salam kenal Bang 🙂
Yup nggak jauh beda dengan kita kok kondisinya 🙂 waduh aku mending ketemu Kajol aja deh wkwkwk
Hehehe. kajol juga boleh bang.
ihhh.. jadi beneran pengen ke India..
sepertinya Bangalore cukup aman buat cwe solo traveling ya..
Seharian menjelajah banglore, berjalan kesana kemari, naik turun bus tetap menggondol Translate yang segede Bagong itu ya Mas? Hahaha pertanyaan seorang perempuan yang sudah mulai kehabisan tenaga
Iyesss bener mak ehehehe… Aslinya sih berat dan ogah mak, tapi mau gimana lagiiiiiiiiiiiiiiiiii 😀
*ransel maksudnya
Weitzz, sudah berkunjung ke Kampus lokasi film 3 idiot. Film india favorit saya tuh.
Weitssss ternyata fast reader bhuahahahaha *ke laut aje*
aku asli ngakak liat sapi teronggok di antara bus dan mobil2.
klo di bandung adanya Kuda, ya rodok kerenan titik lah ya… =))
Haa gagal dikibuli pak penjaga karcis 😀
Mas aku tertarik sama bangunan masjidnya, nggak dipost poto interior dalemnya ya?
ih keren bisa jlan jln kmn aja ya mas
sumpah aku ngakak di postingan ini .. tumben yah alid lucu di postingannya kkwkkww … eh itu sipaa Alim? kok lama gak ketemu emangnya ketemu dimana?
ah kamu katanya ngaku fans berat tapi kok baru tahu lucunya… banyak kok yang lucu loh,,, tergantung mood hahha… Nah baca postingan sebelumnya yak klo mau tau siapa Alim
ihh. Bangalore destinasnya keren banget gitu ya. Kota Pusaka banget. Tapi wajahmu tetep wae ikutan nampang ya. Kita ga bakal lupa kok dengan wajah gantengmu .
Tapi sayang banget ya, foto viralmu g kesampaian. foto mirip Rancho. haha.
ah dipikir-pikir lagian cuma gerbang doang wkwkwkw
Waw, di India sapi masih dijadikan alat transportasi ya mas. keren
waks harusny nyoba foto pake pakaian ala2 india sambil naik sapi gitu ya. wkwkwk
Bangalore itu, kalau diibaratkan di Jawa seperti daerah mana Mas yang sejuk-sejuk gitu?
Jadi mbayangin pemandangan di Nandi Hills kalau pas sunrise/sunset hehehe.
Mas Alid,
Enak banget sih mas jalan-jalan mulu.
Foto-fotonya nggak wah sih, tapi bikin mupeng mas. Haha
Bangalore oh Bangalore…
Razi.
Photonya keren-keren Lid..cuakeep!
sapi nya lalu lalang dijalan raya ?? apa jalanan disana bersih dari kotoran sapi tsb ???
duh aku sih nggak sampek mikirin siapa yang bersihin kotoran sapinya haha
Tanya ketiga orang yang berbeda untuk satu alamat yang sama nggak ada yang tau..? Weh, kalo gitu bahasa isyarat (pake tangan plus nunjuk2) is must ya, lebih cepat ngerti ya?#sambilnyobapraktekin
Sapi jadi gantinya kuda? Hmmm. pantesan lambat, hehe
Wah Bangalore kotanya bagus juga ya. Banyak bangunan yg indah
OMG gw penasaran sama Bangalore, dan akhirnya terjawab berkat artikel ini.
Ternyata lebih modern ya, mungkin kayak Jakarta. :)))
Jadi kapan ke Bangalore
waktu ke India juga kaget, jarang orang oakai helm. APalagi cewek yang dobonceng, sudha nggak apakai helm pakaian Saree nya bikin khawatir nyerimpet di ban sepeda.
Ohhh 3 Idiot yang tempat kuliahnya shooting disini, fine, next time mampir.