Busan adalah kota pertama yang saya injak di Korea Selatan dan juga merupakan kota terakhir yang saya jelajahi. Setelah dua hari di Pulau Jeju saya kembali lagi ke daratan utama semenanjung Korea. Begitu mendarat di Busan saya langsung pergi ke stasiun Toseong untuk bertemu dengan kawan saya, Lee, yang bersedia menemani saya setengah hari keliling Busan. Tujuan kami adalah ke Gamcheon Village yang katanya mirip-mirip sama Santorini di Italia. Lee sendiri juga baru pertama kali ke sini dan baru tahu juga kalau ada hal yang menarik di Busan walau dia orang lokal, dia tahu Gamcheon juga dari saya hehehe.
Petunjuk arah
Dari Toseong ke Gamcheon Cultural Village kami menaiki bis, jalannya naik turun menukik dan harus desak-desakan dengan penumpang lain. Sampai di Gamcheon kami langsung masuk kampung tanpa harus bayar tiket, ya karena memang gratis hehe. Lee beli peta untuk kami supaya nggak nyasar, padahal kesasar pun nggak apa-apa. Tapi kalau pakai peta kita bisa keliling dan ke tempat-tempat menarik yang terdapat di peta untuk mendapatkan stempel, kemudian jika penuh bisa ditukarkan dengan kartu pos. Berasa Dora the Explorer.
Gedung tinggi tersebut merusak pemandangan -_-
Gamcheon Village dulu katanya adalah area pengungsian warga yang jadi korban pada jaman perang Korea. Mereka berkumpul pada satu tempat dan lama kelamaan berubah jadi pemukiman dan dirikanlah rumah-rumah untuk tempat tinggal. Saya sih belum pernah ke Santorini tapi melihat gambar di internet memang serupa tapi tak sama. Sama-sama berlokasi di perbukitan dengan rumah-rumah padat yang khas dan sama-sama dekat dengan laut. Yang membedakan adalah kalau Santorini dominan berwarna putih tapi kalau di Gamcheon sangat berwarna-warni dan penuh dengan sentuhan seni di setiap sudutnya. Katanya sih tempat ini pernah dipakai syuting Reality Show terkenal Korea yaitu Running Man dan itu serial yang mana saya kurang begitu tahu.
Let’s get lost
Bagi penyuka seni mungkin tempat ini adalah surga karena di setiap sudut di poles dengan berbagai seni-seni kontemporer yang bisa memberikan inspirasi. Walau bukan wisata utama di Busan tapi Gamcheon benar-benar tempat yang paling cocok untuk dibuat berfoto ria. Setiap rumah di cat dengan warna-warni yang berbeda, kalau dilihat secara satu persatu sih biasa saja, tapi kalau di lihat secara bersamaan dari atas ketinggian begitu ciamik kumpulan rumah-rumah yang berwarna-warni tersebut.
Muah
Beberapa rumah unik ditunjukkan di dalam peta yang wajib kunjung, ada dark room yang isinya cuma kain hitam dan entah saya nggak ngerti seninya haha. Ada juga rumah yang khusus untuk dicoret-coret temboknya, tentu saja saya juga ikutan coret-coret hehe, dan lain sebagainya. Di pinggir jalan ada pot bunga yang diberi celana ada juga tembok rumah yang diberi ornamen-ornamen menarik. Berasa seperti galeri seni di ruangan terbuka.
Yuk mari coret-coret
Tapi tidak semua rumah bisa dimasuki, karena ini pemukiman umum yang berarti desanya memang hidup alias ada warga yang menetap jadi pengunjung sangat diharapkan untuk tidak berisik jika memasuki gang-gang kecil yang bisa menganggu penduduk asli. Beberapa rumah terlihat ada tirai kain supaya pengunjung tidak bisa melihat kegiatan mereka di dalam rumah.
Saya, Lee, dan Jard
Walau sudah punya peta tapi nggak afdol rasanya kalau nggak menyasarkan diri di desa dengan lorongnya yang sempit dan naik turun tersebut. Menarik, semakin nyasar semakin menemukan sesuatu yang unik di pojokan-pojokan gang. Setelah dari Gamcheon saya meminta Lee untuk mengantar kami ke Taejongdae cliff, tidak begitu menarik melihat laut dari atas tebing karena di Jeju sudah terlalu banyak melihat tebing-tebing seperti itu jadi rasanya biasa saja haha. Always travel safe and happy traveling!!!
ย
30 tanggapan untuk “Desa Gamcheon, Santorini di Asia”
lee gave me the map in the end as a souvenir. ๐
ambilah just piece of paper hahaha :p
destinasi wisata yang model begini memang cuma ada di luar negeri saja ya. kalau di indonesia mesti kurang terawat, lihat deh kalau kota tua dijaga bersihnya, disterilkan dari parkir liar sama dijaga kondisinya, pasti jadi tempat terkeren se-jakarta. jadi makin tertarik buat nyasar ke korea sekali – sekali ini ๐
padahal di sana pemukiman umum loh, emang dasar warganya juga sadar akan kebersihan kok, dipoles dikit jadi deh ๐
gih pergi katanya ikut wong korea :p
kaga, bukan wong korea, tapi jadi corporateslavenya persh korea akakaka ๐
nasibmu podo kaka :p
Lihat foto-fotomu itu menyenangkan yo, kayaknya orangnya happy melulu dengan senyum 5 jari hahaha ๐
hidup itu harus bahagia toh kang mas :p
ini tuh kayak “Jogja”nya Korea berati ya Lit..
yo ndak toh, dia nggak ada tradisionalnya sama sekali kok
Santorini di Yunani kak heheh
Keren yah desa nya, suka deh ama eksterior bangunan rumah2nya, btw somehow agak mirip dengan Cinque Terre di Italia , warna2 rumahnya itu lho ok banget –)
http://www.jalan2liburan.com/2013/10/cinque-terre-5-desa-di-atas-batu-karang.html
oh iya tanteeeee, hahaha, buka gugel map :p
ah masih clueless sm wisata di eropa, tante kan emang jagonya ๐
wah keren mural le
Gedung-gedungnya terlihat begitu menggemaskan seperti warna-warni permen ๐
wah sangar juga ya kotanya, itu ndak papa orang desa, kalo kita corat coret disana ?
seninya di situ eheh
ikhirrr suka dah….ma sontorininya asia…keren yaa penduduknya kreatif,..coba kampung kumuh jakarta kreatif gituw hehe
di Jogja ada tuh di Kampung Cyber yang kampungnya kreatif ๐
saya lihat tv series korea, rata2 rumahnya padat merayap, kirain boongan (settingan), eh, mas abdul kesana dan memfoto, ternyata benar, benar-benar maksimalis. hehe.
minimal yang dimaksimalkan haha, harga tanah mahal disono :p
Maulah tersasar di desa ini. Biar-biarlah betis semakin berkonde.
trus sanggulnya sekalian pindah ke betis haha
wih… asik yah..
kalo gak salah di brazil ada beginian juga kan ?
oh iya..
salam kenal bro ๐
ah gue pengin banget ke tempat semacam ini lid
itu foto rumah-rumahnya sering gw liat di internet dan emang keren
huhuhu
kite kan uda pernah ke kampung cyber di yogya ehehe, macam itulah cuma yg ini maksimal deh ๐
asyik bener ya bisa ke liling asia Timur ๐
Ah iya mirip banget, cuman warna nya kurang bergembira alias terlalu pucat ๐ kayak nya hampir sama dengan Cinque Terre di Italia. Dan bangunan yg menjulang tinggi itu rasa nya pingin gw robohin karna sangat emnganggu
Hahahaha iya om bangunan yg menjulang tinggi tuh ganggu banget,,, kayak di Pananjakan banyak tower2 deh, pengen gue robohin juga -_-
Wah iya, mirip di Santorini. Ajarin aku couchsurfing kak ^^
delok thumbnail + judul.e tertarik….pas buka kok gak enek fotone dadi males moco ๐